Renungan untuk BAKI PGI 2012
Minggu Adven 4, 23
Des 2012
Mazmur 146 : 1 – 10
Menantikan
Tuhan adalah memperjuangkan keadilan-Nya.
Oleh : Pdt. Dr. Karolina Augustien Kaunang.
Menantikan Tuhan tidak berarti Tuhan baru akan datang.
Menantikan-Nya adalah suatu tindakan responsif atas akta kelahiran-Nya. Sebab Dia yang telah lahir terus berkerja
sampai sekarang menuju kegenapan-Nya. Dalam pengertian ini kita menghayati minggu adven 4 ini yang sisa dua hari lagi tiba hari Natal. Jadi
menanti berarti aktif melakukan sesuatu. Di sini tidak berlaku ungkapan :
pekerjaan yang paling membosankan adalah menanti/menunggu. Menanti dengan aktif
membahagiakan sebab sudah jelas titik berangkatnya dan untuk apa serta hendak
kemana atau sampai di mana.
Pembacaan Alkitab ini adalah salah
satu dasar dari hal menantikan Tuhan dengan tindakan nyata. Ayat 1-2 adalah
hakikat orang percaya yaitu memuji dan memuliakan Tuhan selama ia hidup. Sebab
Dia yang menjadikan dunia ini dan yang tetap setia untuk selama-lamanya (ayat 6,10).
Dan dalam ayat 3-5 ada nasihat agar
hanya mempercayakan hidup orang percaya dan senantiasa berharap kepada Tuhan
sumber keselamatan. Orang yang demikian adalah orang yang berbahagia. Kesetiaan Tuhan itu menyangkut penegakan
keadilan bagi mereka yang diperas, yang lapar, yang
terpenjara, yang buta, yang dizalimi, yang benar, orang asing, anak yatim dan
janda. Sedangkan jalan orang fasik (tidak pedulikan kehendak Tuhan, kelakuan
buruk, jahat) dibengkokkan-Nya (ayat 7-9).
Bila orang percaya mengatakan
bahwa kehidupannya adalah berdasarkan kehendak Tuhan atau mengikuti pola
pelayanan Tuhan, maka pembacaan ini terutama ayat 7-9 harus menjadi tugasnya
juga. Memuji dan memuliakan Tuhan dalam segala jenis ibadah bukanlah terpenting
apalagi satu-satunya cara. Ibadah-ibadah liturgikal-seremonial hanyalah salah
satu cara. Cara ini terlalu sering dilakukan orang percaya, dan melupakan cara
yang lain. Yang lebih parah lagi bila
isi Firman dalam ibadah itu seperti syair dalam nyanyian, doa dan
khotbah/renungan hanya tertuju pada masalah-masalah kebatinan dan kerohanian
sempit dan individual. Atau sekedar pemuasan keinginan batiniah seorang. Padahal
ibadah-ibadah liturgikal-seremonial harus menjadi salah satu pangkal bertolak maju
melakukan perubahan dan pembaharuan budi dengan melakukan yang benar, adil, jujur dalam
hidup pribadi, keluarga dan dengan serta
untuk semua orang.
Menantikan Tuhan Allah pada masa
kini tidak bisa tidak yaitu memperjuangkan keadilan menurut kehendak-Nya, yaitu
berpihak kepada mereka yang kecil, miskin, terpinggir, tertindas, dikerasi
secara struktural. Siapapun yang menjadi
korban baik oleh pribadi-pribadi maupun oleh lembaga keumatan (tak terkecuali
oleh lembaga agama/gereja) dan lembaga negara/pemerintah harus menjadi sasaran dari perjuangan ini.
Terlalu kentara dalam di
minggu-minggu adven, orang kristen menjadi lebih ‘manusiawi’ dengan kegiatan
‘berbagi kasih’ dengan anak-anak yatim piatu, orang miskin, orang jompo.
Kegiatan ini bahkan sampai disiarkan melalui media massa dan elektronik.
Kegiatan seperti ini belum menjadi program rutin sebagai tanda solidaritas yang
berkelanjutan dan bahkan sampai pada upaya menemukan akar persoalannya untuk
ditangani secara komprehensif. Terlalu sering, di saat-saat menjelang hari
Natal, terjadi percekcokan karena uang tabungan, uang paket, beli pakaian
sepatu, perabot rumah tangga, kumpul sumbangan. Akibatnya minggu adven sebagai
saat-saat merenung kembali (refleksi) dan
bertindak (aksi) untuk keadilan dan kebenaran terabaikan.
Tinggal dua hari lagi kita akan
merayakan Natal pertama dan masih ada waktu Tuhan bagi kita menanti
kedatangan-Nya kedua kali. Mari kita memperjuangkan hidup kita pada umumnya
yang masih berada dalam kesusahan, kemiskinan, ketidakadilan hukum dan hak
asasi pada satu pihak, dan banyak pula yang terlilit oleh penyakit masyarakat,
dibelenggu oleh nikmatnya kuasa, jabatan dan uang bahkan seks.
Perayaan Natal akan menjadi
syaloom bagi kita bersama bila keadilan terus menjadi visi kita dan kita terus
bermisi yakni berjuang membela yang adil dan benar sampai Tuhan datang kembali.
Selamat merayakan Natal Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat dunia. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar