Senin, 28 Desember 2009

HIDUP adalah PERJUANGAN

Khotbah untuk Buku Pemberdayaan W/KI
Edisi Des 2009 – Jan 2010
27 Desember 2009/ Minggu Antara

MATIUS 2 : 16 -23

Latar Belakang Naskah
Cerita ini adalah rangkaian dari cerita tentang kelahiran Yesus Kristus (pasal 1:18-2:23). Kelahiran Yesus pada satu pihak adalah kabar baik bagi orang-rang yang merindukan datangnya seorang yang akan menyelamatkan mereka dari dosa (1:21), tetapi pada pihak lain, adalah kabar buruk bagi raja Herodes yang memerintah waktu itu. Sebab berita yang sampai ke telinga Herodes yakni yang lahir ini adalah raja orang Yahudi (2:1). Sebagai seorang raja, Herodes punya banyak cara untuk menemukan Yesus yang baru lahir itu. Ia meminta kepada para Majus pembawa berita itu yang sedang mencari-cari bayi yang baru lahir itu, agar bila sudah bertemu, mengabarkannya kepadanya agar iapun datang menyembah bayi itu. Ini hanya akal-akalan dari Herodes. Malaikat menyuruh Yusuf dan Maria untuk segera lari meninggalkan tempat kelahiran itu (Betlehem) dan menuju ke Mesir, sebab Herodes akan mencarinya untuk membunuhnya (2:13-15).

Tema : Hidup adalah Perjuangan

Kelahiran Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia telah dan sedang kita rayakan
sejak tanggal 25 Desember. Kita sedang merayakan hari Natal-Nya. Dari tahun ke tahun
kita merayakannya dengan penuh sukacita mulai dengan biaya yang murah meriah
sampai pada yang sangat-sangat mahal/mewah, bahkan sering terkesan boros. Kita sering
lupa Natal-Nya pada awalnya berada dalam dua suasana yaitu suasana sukacita bagi
rakyat banyak dan suasana tegang/marah/geram bagi sang penguasa waktu itu yaitu
Herodes. Suasana sukacita terpancar dari upaya para Majus untuk menemukan bayi itu
dengan membawa hadiah-hadiah: emas, kemenyan dan mur. Juga para malaikat di sorga
menyanyikan nyanyian yang sungguh indah (seperti yang tertulis dalam Lukas 2:14).
Itulah yang menjadi dasar sukacita kita dalam merayakan Natal ini setiap tahun.
Sedangkan suasana sebaliknya sangat dirasakan oleh raja Herodes. Kelahiran Yesus
menjadi ancaman bagi ke’raja’an Herodes. Sebab menurut para Majus bahwa yang lahir
ini adalah seorang raja orang Yahudi.

Kemarahan raja Herodes ini telah membuatnya memutuskan untuk mencari bayi Yesus
dengan cara membunuh semua anak yang berumur di bawah dua tahun di Betlehem dan
sekitarnya. Kita (ibu-ibu) dapat membayangkan betapa berkabungnya masyarakat pada
waktu itu terutama para ibu bapa yang anaknya menjadi korban dari kemarahan raja.
Anak-anak sebagai buah cinta kasih ibu-bapa dibunuh begitu saja. Meskipun para
orangtua tahu sebab tindakan raja ini, tetapi perbuatan itu adalah kejahatan kemanusiaan
yang tidak boleh dilakukan apalagi oleh seorang pemimpin bangsa. Namun, itulah
kenyataannya. Peristiwa ini membelajarkan kita semua, siapapun kita, pemimpin dan
yang dipimpin, agar tidak membunuh siapapun hanya karena kepentingan sendiri.
Kehadiran seorang yang “lain” atau berbeda tidak harus dianggap sebagai ‘saingan’ atau
musuh. Tetapi sebaliknya sebagai mitra atau teman atau sahabat yang dapat membangun
kekuatan bersama. Bahkan kalau ternyata seorang yang lain itu ternyata lebih baik atau
berkualitas, maka terimalah dia sebagai orang yang lebih daripada kita. Jangan-jangan dia
adalah anugerah bagi kita yang berbeda.

Kelahiran Yesus, betapapun itu tidak disenangi oleh Herodes bahkan diupayakannya untuk dibunuh, tetapi karena memang Yesus dilahirkan untuk menyelamatkan, maka pastilah dia luput dari buruan Herodes. Malaikat terus melindunginya melalui orangtuanya dengan cara menghindari tempat-tempat berbahaya. Dari Mesir ke Galilea, bukan ke tanah Israel. Kedatangan Yesus bersama orangtuanya ke Galilea dari Mesir merupakan kegenapan dari firman yang disampaikan oleh para nabi bahwa Ia akan disebut : Orang Nazaret. Hal in menyatakan kepada kita sebagai orangtua (ibu-ibu) bahwa hidup itu harus diperjuangkan. Senantiasa menghindari bahaya. Menjadi orangtua terhadap anak yang masih kecil memerlukan kiat-kiat khusus agar anak terhindar dari berbagai bahaya. Bila sudah tahu ada bahaya apalagi sudah ada jalan keluar yang disediakan, haruslah segera dilaksanakan. Jangan menunggu dulu.
Begitupun dengan kita semua sebagai orang-orang dewasa (ibu-ibu). Hadapilah hidup ini
dengan menghindari musuh dan celaka. Jaman yang semakin canggih (rumit) ini,
diperlukan ketelitian, kewaspadaan, kehati-hatian, “ba pikir panjang”, cermat, namun
cepat memutuskan berdasarkan pertimbangan yang matang. Biar waktu cepat tetapi tetap
berhasil baik dan benar. Di atas semua itu, mohonlah petunjuk dari Tuhan melalui doa.

Kita sekarang berada di minggu terakhir tahun 2009. Sebelum kita melangkah lebih lanjut
meninggalkan tahun 2009 ini, sebaiknya kita menoleh dulu ke belakang, kita evaluasi
atau nilai kembali apa yang sudah kita lakukan, kita alami. Apakah yang sudah kita
lakukan terhadap diri kita sendiri, keluarga, gereja dan masyarakat ? Sesudah itu, kita
maju untuk meneruskan kehidupan yang Tuhan karuniakan ini untuk meninggalkan tahun
2009 dan memasuki tahun baru 2010. Tuhan kita adalah Tuhan atas sejarah hidup kita.
Berdoa dan berharap yang dilanjutkan dengan kerja keras dalam kebaikan dan kebenaan
hendaknya menjadi ciri hidup kita. Merayakan Natal-Nya berarti merayakan kehidupan
yang terus berlanjut agar dapat memasuki lagi tahun yang baru, tahun anugerah-Nya.
Amin

Bahan untuk diskusi
Bila kita tahu bahwa ada orang yang ingin membunuh kita, apakah yang akan kita lakukan ?
Upaya apa yang kita akan lakukan untuk memperjuangkan kehidupan yang penuh tantangan dan cobaan ini ?

Implementasi
Mengadakan pelatihan tentang hal mengenal siapa kita sendiri dengan kajian SWOT yaitu Strong (kekuatan), Weekness (Kelemahan), Opportunity (Kesempatan/Peluang), Threat (Ancaman). Pelatihan ini sebagai sampel atau contoh untuk mengenal keberadaan yang lebih luas lagi, seperti kelompok atau organisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar