Kamis, 10 September 2009

8. Renungan Pemberdayaan W/KI GMIM
Edisi Oktober-November 2009
15 November 2009

I Samuel 10: 1-16

Latar Belakang Naskah
Umat Israel melalui tua-tua meminta Samuel untuk mengangkat seorang raja bagi mereka. Alasannya ialah agar ada seorang yang akan menghakimi dan memimpin mereka dalam perang. Artinya agar ada keadilan di antara mereka dan ada pemimpin dalam menghadapi bangsa-bangsa lain (8:20). Inilah pertama kali dalam sejarah Israel akan diangkatnya seorang raja. Samuel sebagai seorang nabi sekaligus seorang hakim, bertanggungjawab atas pengangkatan raja. Segala persyaratan menjadi seorang raja telah disiapkan oleh Samuel bahkan sedang berproses (9:1-27).

Khotbah : Menjadi Raja

Bagian alkitab ini menceritakan pengurapan Saul menjadi raja oleh Samuel. Singkatnya ialah pengurapan ini didahului dengan menuangkan minyak ke atas kepalanya dan Saul menciumnya. Pernyataan pengurapan dalam bentuk kalimat tanya diikuti dengan pernyataan status serta fungsinya menjadi raja. Untuk menguatkan pengurapan tersebut, maka Samuel menyampaikan tanda-tandanya (ayat 2-8). Salah satu tanda pengurapan itu adalah Saul akan bertemu dengan serombongan nabi dan Roh Tuhan akan berkuasa atasnya. Pengurapan ini tidak diceritakan Saul kepada pamannya.
Dari rangkaian upacara pengurapan ini, ada dua hal yang sangat berarti bagi kita di masa kini ialah tentang pertama bahwa yang mengurapi Saul menjadi raja adalah TUHAN melalui tangan Samuel. Kedua bahwa tugas raja ialah memerintah umat TUHAN dan menyelamatkan mereka dari tangan musuh-musuh di sekitar mereka. Sebagai umat Kristen di masa kini, marilah kita pelajari apa artinya dua hal ini bagi kita baik sebagai ibu dalam keluarga maupun sebagai warga gereja dan warga negara dalam kehidupan sehari-hari.
Pertama, pengurapan seorang raja adalah hak Tuhan. Karena itu, seorang raja dalam tugas-tugasnya hendaknya selalu sadar bahwa dia adalah alat-Nya di dunia ini. Apapun yang akan dilakukan raja haruslah berdasarkan kehendak-Nya. Samuel yang mengurapi Saul atas nama TUHAN hendak mengatakan bahwa Samuelpun hanyalah alat TUHAN. Samuel tidak ada hak apapun terhadap pengurapan raja. Ia tidak ada hak untuk mengambil atau mencabut atau memecat Saul sebagai raja. Pengurapan raja adalah hak Allah.
Kedua, tugas atau fungsi raja ada dua yaitu memerintah umat-Nya dan menyelamatkan umat-Nya dari musuh-musuh di sekitarnya. Jadi jelas sekali bahwa yang diperintah seorang raja adalah umat TUHAN, umat milik TUHAN, bukan umat milik raja atau milik manusia. Tugas raja menjadi kawan sekerja-Nya untuk umat-Nya. Memerintah umat-Nya, bukan untuk diri raja (dan keluarganya atau kroni-kroninya). Menjadi raja berarti memberi diri sepenuhnya untuk umat milik TUHAN. Tugas kedua dari raja ialah untuk menyelamatkan dari musuh-musuh atau melindungi umat dari gangguan bahkan serangan bangsa-bangsa lain. Dengan kata lain, tugas raja ialah mengasihi umat TUHAN ini, bukan sebaliknya menjadi musuhnya. Kalau terjadi demikian, maka harus dipertanyakan kembali apakah raja ini masih menjadi raja urapan TUHAN ? Demikian pula dengan umat TUHAN, jangan-jangan umat TUHAN tidak lagi melaksanakan kehendak-Nya ? Dengan kata lain, baik raja dan umat hendaknya sama-sama menyadari bahwa TUHAN adalah pemilik segala yang dipunyainya, bahwa TUHAN adalah pemilik kehidupan ini.
Kiranya kedua hal penting dalam rangkaian pengurapan raja ini memberi dasar teologis bagi kita jemaat, kaum ibu/perempuan gereja untuk mempertanyakan selalu tentang hakikat hidup kita menjadi isteri, ibu, warga gereja dan warga negara. Bila di antara kita ada yang dipercayakan menjadi ‘raja’ atau pemimpin dalam persekutuan kecl atau besar, hendaknya ingat cerita Saul menjadi raja. Belajarlah dari Saul dan Samuel agar TUHAN tetap dimuliakan dalam persekutuan kita, dan persekutuan kita menjadi berkat bagi dan di antara kita dan pada gilirannya orang-orang lainpun menjadi percaya dan menerima TUHAN kita sebagai TUHANnya pula. Di sinilah aspek misi atau pekabaran Injil dari persekutuan hidup kita. Bagi para pelayan khusus yang baru saja terpilih dalam lingkungan pelayanan GMIM, hendaklah menjadi menjadi pelayan khusus TUHAN dan untuk keselamatan umat TUHAN. Amin

Bahan untuk diskusi
- Bagaimana pengalaman kita sewaktu pemilihan pelayan khusus Oktober lalu ?
- Bagaimana pendapat kita tentang salah satu asset GMIM yaitu Bukit Inspirasi yang dikontrakkan oleh BPS GMIM untuk mendapatkan biaya bagi pengangkatan Pendeta menjadi Pekerja GMIM?
- Bagaimana pendapat kita tentang pemberhentikan 11 orang pekerja GMIM termasuk pemberhentian 10 orang sebagai PENDETA yang dilakukan oleh BPS GMIM?

Implementasi
- Wanita/Kaum Ibu perlu mempelajari bersama tentang Tata Gereja GMIM 2007 dengan bantuan pertanyaan : apakah Tata Gereja kita sudah mencerminkan kehendak Allah ? apakah peraturan-peraturan tentang tugas BPS, BPW dan BPMJ serta Para Pelayan Khusus mencerminkan tugas memerintah umat TUHAN dan menyelamatkan umat TUHAN dari musuh-musuh di sekitarnya ?
- Wanita/Kaum Ibu perlu menguji ulang segala programnya dengan bantuan pertanyaan : apakah program kita dalam rangka menyelamatkan wanita/kaum ibu dari berbagai masalah seperti KDRT, HIV/AIDS, Traffiking.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar